Friday, November 21, 2014

Jawaban Dari Segala Pertanyaan ERP ^-^ jawaban Ujian



Business Case adalah analisis dari nilai organisasi, kelayakan, biaya, manfaat, dan risiko dari rencana proyek.


Atribut dari Business Case yang baik:
-    Rincian semua kemungkinan dampak, biaya, dan manfaat
-    Jelas membandingkan alternatif
-    Secara obyektif mencakup semua informasi yang berhubungan
-    Sistematis dalam hal merangkum temuan
Untuk membuat rencana tentu saja membutuhkan strategi, suatu organisasi didalamnya melibatkan business case, business case harus dijalankan oleh suatu sistem. Sistem tersebut adalah sistem ERP.
Sistem ERP adalah seperangkat infrastruktur dan software yang tidak dapat dilepaskan dari aspek ‘best practices’, artinya, mencerminkan cara terbaik dalam mengelola bisnis berdasarkan pengalaman para pelaku bisnis atau teori akademik. Tujuan utama penggunaan sistem ini adalah untuk meningkatkan kerja sama dan interaksi antarsemua departemen atau fungsi dalam perusahaan.
            ERP berperan sebagai sebuah teknologi yang memfasilitasi keterkaitan antara teknologi informasi dan bisnis. ERP dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen yang efektif dan memungkinkan perusahaan untuk berintegrasi pada semua tingkatan serta memanfaatkan modul-modul ERP yang penting bagi perusahaan seperti material planning, keuangan dan akuntasi, human resource management, dan lain-lain.
            Agar manfaat ERP tersebut dapat dicapai, maka diperlukan perencanaan implementasi yang cermat. Sebagai sebuah paket software, implementasi ERP juga dapat mengacu pada tahapan implementasi system software pada umumnya.
            Aspek yang dikaji dalam setiap tahapan meliputi berbagai dimensi dari organisasi, yang meliputi dimensi organisasi , manusia, informasi dan teknologi.
2.
Change Management dalam implementasi ERP adalah tentang bagaimana mengelola perubahan itu sendiri terhadap Organisasi, bagaimana menyelaraskan antara orang dengan strategi perusahaan. Jadi fokus utama dalam Change Management adalah orang dalam organisasi itu sendiri. Terdapat tiga kegiatan utama dari Change Management itu sendiri :
  • Business Impact Analysis, kegiatan ini meliputi analisa terhadap dampak yang timbul dari implementasi ERP ini terhadap business process yang ada, melakukan kontrol/monitoring terhadap SOP atau kebijakan perusahaan yang harus dilakukan penyesuaian atau bahkan pembuatan SOP atau kebjiakan baru.
  • Training Plan & Execution, meliputi analisa kebutuhan training terkait implementasi ERP, membuat Training Development & Plan, menyiapkan Training Materials, memastikan terlaksananya training kepada Super User maupun End User.
  • Communication Plan & Execution, kegiatan ini meliputi seluruh kegiatan komunikasi yang dilakukan antara Project Management dengan pihak-pihak terkait.
Ketiga aktifitas ini tentunya saling keterkaitan satu sama lainnya, dan semuanya bermuara dari Business Impact Analysis. Setidaknya terdapat enam area yang menjadi target analisa dalam kegiatan ini :
  1. Policy & Procedure, apakah ada perubahan Policy atau Procedure atau apakah perlu penambahan Policy & Procedure.
  2. Roles & Responsibilities, apakah ada perubahan secara tugas dan tanggung jawab dalam suatu proses, apakah perlu ada suatu tugas dan tanggung jawab baru, atau adakah pengalihan tugas dan tanggung jawab dari satu bagian/unit ke bagian/unit lainnya dalam organisasi.
  3. Organization Unit, apakah perlu satu bagian/unit yang baru untuk mengerjakan proses tersebut, atau apakah proses tersebut mengakibatkan suatu bagian/unit tertentu melakukan komputerisasi dimana sebelumnya tidak melakukan hal tersebut.
  4. Number of Workforce, apakah ada perubahan role pada proses tersebut sehingga mempengaruhi besar load dari pekerjaan/proses tersebut, berapakah sebenarnya jumlah orang yang diperlukan untuk melakukan proses tersebut, apakah perlu penambahan atau pengurangan orang.
  5. Competencies & Skill, identifikasikan skill yang diperlukan untuk proses tersebut, baik skill ERP maupun non ERP.
  6. Facilities & Infrastructure, apakah ada unit/bagian yang memerlukan komputerisasi, apakah komputer dan jaringannya sudah cukup tersedia untuk melakukan ERP Transaction.
Sayangnya dari ke enam area analisa diatas, Change Management Team dalam project ini terlalu fokus pada seberapa besar implementasi ERP ini memberikan dampak terhadap perubahan prosedur atau kebijakan perusahaan saja (area pertama diatas), padahal hasil analisa dampak terhadap lima area lainnya sangat berpengaruh terhadap kelancaran schedule Go Live khususnya dan implementasi ERP pada umumnya, analisa dampak yang belum teridentifkasi oleh Change Management team project ini antara lain :
  • Belum teridentifikasinya seberapa banyak perubahan tugas dan tanggung jawab yang ditimbulkan dari perubahan suatu proses bisnis, apakah terdapat pengalihan tugas dan tanggung jawab dari suatu unit/bagian di satu departemen ke unit/bagian departemen lain, sehingga jika hal ini dapat teridentifikasi maka bisa diperkirakan berapa jumlah unit/bagian yang perlu diberikan training tentang tugas dan tanggung jawab yang baru tersebut, apakah proses tersebut mengakibatkan unit/bagian tersebut perlu perlu melakukan komputerisasi sehingga perlu diberikan training komputer (area Roles & Responsibilities dan Organization Unit).
    Dari sisi Man Power Planning, dengan adanya perubahan proses bisnis apakah berpengaruh terhadap load kerja dari suatu unit/bagian tertentu sehinga perlukah penambahan atau pengurangan jumlah orang pada unit/bagian tersebut (area Number of workforce).
  • Jika kedua point diatas bisa teridentifikasi dengan baik tentunya akan lebih mudah merancang training plan untuk keperluan implementasi project SAP ini, berapa orang yang perlu diberikan training komputer dasar terlebih dahulu, berapa orang yang perlu di training dari suatu modul tertentu, berapa unit computer yang diperlukan untuk pelaksanaan training tersebut, berapa banyak ruangan yang diperlukan, dengan jumlah trainer yang tersedia berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan training tersebut dan seterusnya. Dari masalah training ini saja cukup banyak issue yang timbul, seperti waktu pelaksanaan training yang bertambah dua kali lipat dari jadwal yang teah direncanakan, adanya peserta yang sama sekali belum familiar dengan penggunaan komputer, belum lagi adanya peserta (end user) yang mendapat materi training yang bukan pekerjaannya, dan lain-lain.
  • Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya dan belum teridentifikasi dengan baik oleh Change Management Team ini adalah tentang fasilitas dan infrastruktur, berapa banyak komputer yang perlu ditambah atau di upgrade, apakah jaringan yang tersedia sudah cukup untuk bisa mengakses aplikasi ERP, berapakah printer yang perlu ditambah atau di upgrade, apakah perlu hardware lainnya seperti scanner barcode jika ada, dan lain sebagainya.
Kalau dilihat dari masalah-masalah yang timbul diatas terlihat betapa pentingnya kegiatan Communication Plan and Execution bagi Change Management Team ini dimana koordinasi dan komunikasi mutlak diperlukan terhadap pihak-pihak terkait seperti bagian IT untuk infrastruktur, bagian HR untuk kebutuhan training, dan bagian-bagian terkait lainnya dari enam area analisa dampak diatas. Untuk itu dalam Change Management Team perlu kiranya dibentuk Communication Team yang mumpuni selain Business Impact Team dan Training Team.

3. Mendefinisikan TCO (total cost of ownership)
TCO dapat dikategorikan menjadi :
> Biaya langsung atau biaya di depan (direct & up-front cost) : pembayaran awal untuk semua perangkat keras, perangkat lunak, peralatan telekomunikasi, biaya pengembangan atau instalasi, biaya konsultasi, dsb
> Biaya berjalan (ongoing cost) : gaji, biaya training, biaya upgrade, maintenance, supply, dsb
> Biaya tidak langsung (indirect cost) : pengeluaran akibat berkurangnya procuktivitas, biaya akibat adanya kegagalan sistem, biaya audit peralatan, quality assurance, dan PIR / Post Implementation Review
  Cara menghitung TCO: Biaya investasi awal software + biaya training dan biaya upgrade serta pemeliharaan software selama waktu penggunaannya.
  • Definisi umum: Perkiraan semua biaya langsung dan tidak langsung berkaitan dengan sebuah aset atau teknologi selama siklus hidupnya.
  • Konsep berdasarkan pada teori biaya transaksi (transaction cost theory) oleh Oliver E. Williamson, 1985
  • Analisis TCO awalnya dikembangkan oleh perusahaan riset Grup Gartner pada tahun 1987 untuk menentukan biaya dari memiliki dan menggunakan komputer pribadi pada sebuah perusahaan.
  • Idealnya penilaian TCO selain mengandung biaya pembelian, juga semua aspek dalam penggunaan dan perawatan suatu peralatan atau sistem.
  • Biaya-biaya tersebut meliputi:
 – Biaya Pelatihan untuk petugas support.
- Biaya pelatihan untuk user
- Biaya yang terjadi jika terjadi kerusakan (terencana atau tidak terencana).
- Insiden yang mengurangi kinerja (misal: user menunggu selama ada perbaikan)
- Biaya jika ada masalah keamanan (reputasi dan pemulihannya)
- Biaya persiapan bencana dan pemulihannya.
- Ruangan
- Listrik
- Biaya pengembangan
- Biaya test infrastruktur IT
- Quality Assurance
- Boot image control
- Penanganan sampah elektronik
- Penonaktifan sistem / peralatan
  • TCO memandang melampaui investasi modal awal dengan mempertimbangkan dukungan teknis, administrasi, pelatihan, dan penghapusan.
  • TCO mengestimasi biaya tahuan per pengguna untuk setiap pilihan prasarana potensial; biaya ini kemudian dijumlahkan.
  • Perkiraan yang teliti berdasarkan TCO memberikan angka perhitungan yang dapat membandingkan pilihan investasi atau pengadaan aset.
  • Rumus Menghitung TCO:

 
TCO   = total cost of ownership
A         = acquisition cost
P.V.     = present value at the company`s cost of money

Σ         = the sum of the terms in ( ) from years i to n
Ti         = training cost in year i
Oi        = operating cost in year i
Mi        = maintenance cost in year i
4. Tantangan yang Dihadapi dalam Implementasi ERP System Investasi ERP sangat mahal Pembangunan sebuah sistem ERP dapat dipastikan memerlukan investasi yang cukup mahal. Penyediaan hardware dan software, terlebih lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk maintenance sistem tersebut. Ini merupakan salah satu tantangan yang harus diperhitungkan oleh perusahaan, ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil di perusahaan yang lain Keberhasilan implementasi ERP bergantung pada tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pelaksanaan sistem ini, bukan dari sistem ERP sendiri. Maka ketika suatu sistem ERP berhasil diimplementasi di suatu perusahaan, belum tentu perusahaan lain akan berhasil juga melaksanakannya. Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrem, evaluasi pilihan ERP menghasilkan rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang ada Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang cacat dan business process yang ‘parah’ Pengetahuan tanpa pengalaman menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP.
Hal-hal yang harus dilakukan adalah
Maintainability
1) Analyzability
Berdasarkan sistem yang telah dibangun dapat dianalisa bahwa sistem ini belum cukup mudah untuk diketahui jikaterdapat kesalahan dalam proses pembangunan sistemsehingga diperlukan usaha yang lebih dalam melakukan modifikasi sistem ERP ini

2) Changeability
Berdasarkan sistem yang telah dibangun dapat dianalisa bahwa sistem ini mudah untuk dimodifikasi apabila dilakukandengan usaha yang maksimal karena sistem ini telahmenyediakan modul untuk menambah fitur tambahan

3) Stability
Dari analisa sistem yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa fungsi–fungsi dalam sistem dapat bekerja secaraoptimal jika salah satu fungsi mengalami modifikasi. Karenasistem telah dibuat dengan mudah sehingga jika terjadi perubahan di salah satu fungsi maka fungsi yang lain di dalamsistem masih dapat bekerja dengan baik

4) Testability
Dari analisa sistem yang telah dilakukan, dapat dikatakan jika sistem yang dibangun dan telah dimodifikasi dapat divalidasi secara baik, hal ini dikarenakan sistem telahdibangun sehingga dapat dengan mudah dimodifikasi.


1. legacy system adalah sistem lama yang masih tetap digunakan meskipun sistem baru dengan teknologi yang lebih baru, lebih modern, dan lebih efisien sudah muncul. Sistem lama tetap digunakan dengan pertimbangan bahwa sistem tersebut masih berfungsi dan masih sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Legacy system sebenarnya meliputi berbagai macam prosedur dan istilah yang tidak lagi relevant untuk digunakan dengan konteks kekinian, dan bisa membingungkan pemahaman mterhadap suatu teknologi tertentu.


Istilah 'legacy" pada umumnya berkaitan dengan ukuran maupun usia sistem - misalnya mainframe yang menjalankan Linux 64-bit dan Java vintage code.

Meskipun istilah tersebut biasanya mengacu ke dunia komputer dan software, namun istilah itu juga bisa digunakan untuk mendeskripsikan berbagai perilaku manusia, metode, dan piranti. Misalnya, timber framing yang menggunakan wattle daub adalah suatu metode 'legacy' dalam konstruksi gedung.

2. ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh luas mulai dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah perusahaan agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stake holder) atas perusahaan tersebut.
ERP berfungsi mengintegrasikan proses-proses penciptaan produk atau jasa perusahaan, mulai dari pemesanan bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan (Indrajit, Djokopranoto, 2002). Selain itu ERP juga membantu mengintegrasikan data-data didalam organisasi didalam sebuah platform yang umum (ERP Wire, 2006). Menurut Daniel E. O’Leary sistem ERP memiliki karakteristik sebagai berikut [WHI-2006]:
  • Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
  • Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
  • Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
  • Sistem ERP menggunakan database perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja.
  • Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time).
  • Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.
  • Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang sangat diperlukan oleh perusahaan multinasional.
  • Sistem ERP memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus perusahaan tanpa melakukan pemrograman kembali.
MRP merupakan sistim yang dirancang untuk kepentingan perusahaan manufaktur termasuk perusahaan kecil. Alasannya adalah bahwa MRP merupakan pendekatan yang logis dan mudah dipahami untuk memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan penentuan jumlah bagian, komponen, dan material yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir. MRP juga memberikan skedul waktu yang terinci kapan setiap komponen, material dan bagian harus dipesan atau diproduksi.

    MRP didasarkan pada  permintaan dependen. Permintaan dependen adalah permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level yang lebih tinggi. Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan permintaan dependen yang tergantung pada permintaan otomobil. MRP digunakan pada berbagai industri terutama yang berkarakteristik job-shop, yakni industri yang memproduksi sejumlah produk dengan menggunakan peralatan produksi yang relatif sama.. MRP tidak akan cocok bila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah yang relatif sedikit.


Tujuan Material Requirement Planning (MRP)

    Tujuan Sistim MRP adalah untuk mengendalikan tingkat inventori, menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan dibebankan pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori dengan menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:
  1. memperbaiki layanan kepada pelanggan,
  2. meminimisasi investasi pada inventori, dan
  3. memaksimisasi efisiensi operasi
Filosofi MRP adalah “menyediakan” komponen, material yang diperlukan pada jumlah, waktu dan tempat yang tepat.

 3. Perkembangan ERP melalui tahapan yang sangat lama dengan mengembangkan dari sistem yang telah lahir sebelumnya, Tahap I : Material Requirement Planning (MRP), merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material 1.

Tahap II: Close-Loop MRP, merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan 2.

Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II), merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan 3.

Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP), merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah 4.

Tahap V: Extended ERP (ERP II) Merupakan perkembangan dari ERP Tahun 1970-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP (Material Requirements Planning), sistem ini meliputi perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material perusahaan. Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi MRP II (Manufacturing Resource Planning), yang memperkenalkan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material (MRP) dan kebutuhan sumber daya untuk proses produksi. Tahun 1990-an perkembangan ERP mulai pesat, awal dari perkembangan ERP dumulai Tahun 1972 dengan dipelopori oleh 5 karyawan IBM di Mannheim Jerman yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk menyatukan solusi bisnis. Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada MRP II, sehingga lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusan-keputusannya.

5. Impact dari ERP terhadapa organisasi adalah sebagai berikut :
1. Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis. 2. Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
 
3. Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah 4. Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.
 6. Penerapan ERP pada perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa perencanaan produksi, pemrosesan pesanan, manajemen persediaan, pengiriman, maupun keuangan sehingga mendukung pencapaian keberhasilan perusahaan. Kegiatan bisnis akan terintegrasi dengan software ERP dan database umum yang dipelihara oleh DBMS. Menciptakan perusahaan yang efisien, responsif serta lincah dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Implikasi ERP pada perusahaan sangat di sesuaikan dengan keadaan perusahaan. Perencanaa maupun penerapan ERP melalui proses yang dapat dipertanggungjawabkan. Penerapan tersebut tidak hanya didukung dengan ERP sebagai alat tetapi juga didukung oleh keempat komponen teknologi yaitu humanware, technoware, organware dan infoware. Dari konsep keempat komponen tersebut maka kesuksesan dalam ERP tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
 a. Management/organisasi; meliputi komitmen, edukasi, keterlibatan, pemilihan tim, pelatihan, serta peran dan tanggung jawab.
b. Proses; meliputi alignment, dokumentasi, integrasi, dan re-desain proses.
c. Teknologi; meliputi hardware, software, manajemen sistem, dan interface.
d. Data; meliputi file utama, file transaksi, struktur data, dan maintenance dan integrasi data. e. Personel; meliputi edukasi, pelatihan, pengembangan skill, dan pengembangan pengetahuan. Dalam implementasi ERP terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan diantaranya :
1. The Big Bang Yaitu strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP secara simultan di seluruh fungsi perusahaan. Kelebihannya adalah hanya memerlukan sedikit interface antara sistem lama dan sistem baru, sangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal. Kekurangannya adalah implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan tinggi.
 2. Step-by-step (Phased Approach) Melakukan implementasi sedikit demi sedikit. Tahap selanjutnya berkonsentrasi mengimplementasikan modul yang terkait. Keseluruhan proses bisnis harus terlebih dahulu disiapkan. Kelebihannya adalah kompleksitas dapat dikurangi, memungkinkan terjadinya perbaikan proyek yang akan dating akibat konsultasi internal, ongkos tidak terlalu membebani. Kekurangan adalah waktu implementasi keseluruhan lebih panjang. Manfaat dari ERP hanya dapat dirasakan sedikit demi sedikit akibatnya hasil tidak optimal.

3. Small Bang (Pilot Approach) Pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi perusahaan sebagai pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang terkait. Kelebihannya adalah biaya relatif rendah, kompleksitas berkurang. Kekurangannya adalah membutuhkan banyak customisasi akibat adanya operasi spesifik antar site.

Pasar Oligopoli



OLIGOPOLY

·           Sifat Pasar Oligopoli :
§  Sekelompok kecil penjual yang menawarkan produk yang sama atau serupa
§  Perusahaan nya saling berkaitan
§  Saling bekerjasama dan berperan seperti monopoli, dengan memproduksi barang dengan jumlah yang kecil dan mematok harga yang sangat tinggi
§  Kerjasama strategic antara perusahaan

Contoh : Jaringan telepon sepeerti airtel, vodafocem Docomo dll.
Contoh :  Perusahaan semen seperti : Jaypee, Semen Ultra Tech, Semen Ambuja dll merupakan produk dari beberapa pabrik.  Semua pabrik bekerja sama memutuskan harga dan peraturan pemerintah.

PASAR DENGAN HANYA BEBERAPA PENJUAL
·           Duopoly
·         Oligopoly yang hanya terdiri dari 2 perusahaan
·         Memutuskan jumlah yang akan dijual
·         Merupakan jenis yang paling sederhana dari oligopoly
·         Harga nya di tentukan oleh pasar.

PERATURAN PEMERINTAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN OLIGOPOLI
·           Kerjasama antara pelaku oligopoly sangat tidak diinginkan oleh masyarakat karena akan berakibat :
·         Produksi yang sangat rendah dan
·         Harga yang terlalu tinggi

PEMBATASAN PERDAGANGAN DAN HUKUM ANTITRUST
Hukum antitrust (hokum yang menentang penggabungan industry-industri) menentang perdagangan atau usaha untuk memonopoli pasar.
·         Sherman antitrust Act tahun 1890
Mengadakan perjanjian antar oligopolist mulai dari kontrak yang tidak dapat di tolak hingga konspirasi kejahatan
·         Clayton Act tahun 1914
Lebih memperkuat hukum antitrust
·         Yang Setuju :
Digunakan untuk mencegah merjer
Digunakan untuk mencegah penggabungan para oliopolis

ANTITRUST : SHERMAN ANTITRUST ACT
Pasal 1 :
Setiap kontrak, kombinasi dari bentuk sebuah trust atau yang lainnya atau konspirasi yang membatasi perdagangan atau commerce diantara beberapa Negara bagian dengan Negara lainnya dengan ini dinyatakan melanggar hukum.
Pasal 2 :
Setiap orang yang memonopoli bergabung atau berkonspirasi dengan satu atau beberapa orang untuk melakukan praktek monopoli di semua bagian perdagangan atau commerce yang dilakukan dibeberapa Negara bagian atau dengan Negara lainnya akan dianggap sebagai orang yang bersalah dan melakukan tindakan kejahatan ringan.

KONTROVERSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN ATURAN  ANTITRUST
Aturan-aturan antitrust kadang-kadang tidak mengijinkan praktek bisnis yang memiliki pengaruh positif, yaitu :
-          Menjaga harga setelah penjualan (atau Perdagangan yang adil)
Hal ini terjadi ketika supplier membutuhkan retailer untuk mengenakan biaya tambahan tertentu, sehingga kelihatannya seperti tidak ada persaingan.
-          Penetapan harga seenaknya
Hal ini terjadi ketika perusahaan besar mulai memotong harga produksinya sebagai usaha untuk mengeluarkan pesainnya dari pasaran
-          Pengikatan
Ketika sebuah perusahaan menawarkan 2 produk (atau lebih)  dalam 1 harga, tidak terpisah maka terbentuk diskriminasi harga.

Apa yang harus masyarakat lakukan untuk menghadapi konsentrasi pasar yang sangat tinggi dalam industry oligopoly ini?  Terdapat 3 pendapat :

PANDANGAN UTAMA MENGENAI KEKUATAN OLIGOPOLI
Terdapat 3 pendapat :
1.       Do-nothing view
2.       Antitrust view
3.       Regulation view

1.         Pertama, Do-Nothing View (pandangan do-nothing) , menyatakan bahwa kekuatan oligopoly tidaklah sebesar kelihatannya.  Walaupun persaingan dalam industry telah menurun mereka tetap menjaga persaingan tsb diantara industry mereka dengan produk pengganti lainnya.  Terakhir, mereka berargumen bahwa yang lebih besar itu lebih baik, khususnya dalam persaingan global sekarang.  Dalam skala ekonomi, jika produksi tinggi maka harga untuk consumer bias lebih murah.
2.         Kedua, pandangan Antitrust menyatakan bahwa harga dan keuntungan di industri perdagangan tingkat tinggi lebih besar dari seharusnya.  Dengan memecah perusahaan besar menjadi beberapa perusahaan kecil , persaingan akan lebih meningkat.  Hal tersebut akan berakibat pada penurunan kolusi, inovasi yang berkembang dan harga yang menurun.
3.         Pandangan ketiga adalah Regulation View, yang dapat ditemukan diantara pandangan pertama dan kedua.  Mereka yang menganut pandangan ini tidak mengharapkan kehilangan skala ekonomi yang ditawarkan oleh perusahaan besar tetapi mereka juga berharap konsumen tidak akan disakiti oleh perusahaan besar.   Mereka berpandangan bahwa pembagian dari industri besar tidak diharapkan.  MEreka sebagi bagian dari perusahaan besar akan memproduksi barang lain yang secara masa menguntungkan.  Tetapi mereka juga mendukung pasar yang memiliki aturan dan bahkan menyarankan nasionalisasi bagi peraturan pasar yang non compliance.  Dilain pihak mereka juga menentang nasionalisasi dibeberapa bidang lainnya.  Karena itu mereka menyarankan untuk membuat undang-undang untuk mengawasi aktivitas perusahaan besar.  Beberapa bahkan menyarankan pemerintah untuk mengambil alih operasional perusahaan, dimana hanya kepemilikan umum yang dapat menjamin perusahaan beroperasi untuk keuntungan umum.
RANGKUMAN
Pandangan manapun yang diambil, keuntungan social dari perdagangan bebas tidak akan terjamin, dan pasarnya sendiri tidak dapat dianggap adil secara moral kecuali bila perusahaan tetap bersaing.

CONTOH : PENGHANCUR HARGA
Microsoft dituduh melakukan strategi penghancur harga pada saat mereka menawarkan software gratis sebagai bagian dari system operasional mereka, yaitu internet explorer dan windows media player, sehingga memaksa pesaing mereka seperti Netscape dan Real Player keluar dari pasar.