Friday, November 21, 2014

MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGI



MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGI

Manfaat ACFTA Terhadap Indonesia
Free trade area atau perdagangan bebas adalah kondisi tidak adanya hambatan yang diterapkan pemerintah dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan – perusahaan yang berada di Negara yang berbeda. Perdagangan intenasional sering dibatasi oleh berbagai pajak Negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor dan impor.
Dampak positif dari perdagangan bebas yang ditimbulkan diantaranya adalah era globalisasi ini membuka kesempatan kerja sama yang luas antar Negara dan juga dapat meningkatkan standar hidup melalui teori keuntungan komparatif dan ekonomi skala besar.
Penerapan ACFTA di Indonesia dianggap akan memberikan kesempatan untuk meningkatkan perekonomian, sebab :
1.      Indonesia memiliki pemasukan tambahan dari PPN produk-produk baru yang masuk ke Indonesia. Tambahan pemasukan itu seiring dengan semakin banyaknya obyek pajak dalam bentuk dan jumlah produk yang masuk ke Indonesia. Beragamnya produk China yang masuk ke Indonesia dinilai berpotensi besar mendatangkan pendapatan pajak bagi pemerintah.
2.      Persaingan usaha yang muncul akibat ACFTA diharapkan dapat memicu persaingan harga yang kompetitif sehingga pada akhirnya akan menguntungkan konsumen (penduduk / pedagang Indonesia).



Sektor Industri Tidak Siap dengan ACFTA

Mulai 1 Januari 2010 Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara anggota ASEAN dan China. Dimana seluruh anggota sudah harus mengurangi tarif masuk barang sebesar 0-5% untuk 100% komoditas yang ada pada normal track sebelum 1 Januari 2010. Dengan adanya pengurangan tarif tersebut perdagangan barang menjadi semakin mudah. dengan berkurangnya hambatan perdagangan antar negara menyebabkan serbuan barang impor dari China di pasar domestik yang menyebabkan produk dalam negeri semakin tertekan. Sebelum adanya ACFTA Indonesia sudah dibanjiri produk impor dari China misalnya elektronik, furniture, serta mainan anak – anak mudah didapat di toko-toko di Indonesia. Dengan penurunan bea masuk yang hingga mencapai 0% menyebabkan negara ini menjadi semakin leluasa memasarkan produknya ke pasar Indonesia dan dengan harga barang yang jauh lebih murah menyebabkan konsumen lokal memilih barang-barang dari China. Hal ini tentu saja meresahkan para pelaku bisnis dan industri besar maupun kecil dalam negeri.

Memperkuat Sektor Industri dalam menghadapi ACFTA

dalam menghadapi pasar perdagangan bebas Indonesia masih belum siap dan belum optimal dalam menghadapi Free Trade Area karena masih banyaknya kekurangan yang dimiliki Indonesia, dan masih belum banyak yang harus dibenahi dari sistem perdagangan Indonesia. Dengan adanya Free Trade, dari segi persiapan Indonesia masih jauh ketinggalan terutama dari aspek perencanaan strategi dan kebijakan. Dari Pemerintah sendiri belum siap karena pemerintah baru mensosialisasikan tentang Free Trade (apa itu Free Trade) kepada masyarakat Indonesia. Pemerintah belum membuat strategi industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi dan strategi bagaimana menghadapai dan menangani Free Trade. Pemerintah belum ada strategi yang konkret dan penetapan sektor yang menjadi prioritas. Dalam hal ini restrukturisasi ketahanan dalam industri harus benar-benar dijalankan, dimana bahan baku untuk industry sudah menggunakan produk dalam negeri. Perdagangan bebas artinya juga harus berusaha dikandang sendiri, kalau kalah bersaing dikandang sendiri berarti kita tidak maksimal, maka pangsa luar negeri tetap terbuka lebar.
Indonesia harus segera berbenah diri dalam menghadapinya. Beberapa hal yang dapat dibenahi oleh pemerintah Indonesia antara lain adalah Memperkuat ketahan pangan, Memperkuat ketahanan energy, Current account, Peningkatan SDM, Pemerataan pembangunan, Mengurangi kemiskinan, Meningkatkan UMKM, Integrasi usaha besar, serta agar memiliki nilai tambah menghadapi free trade adalah dengan menambah dan meningkatkan kualitas investasi masuk, dan mensubtitusi impor.pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, dan bukan diberitahu, pembelajaran yang diarahkan untuk mampu merumuskan masalah, bukan hanya menjawab masalah, pembelajaran yang diarahkan untuk melatih berfikir analitis dan bukan berfikir mekanistis, serta pembelajaran yang menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

No comments:

Post a Comment