MANAJEMEN PEMASARAN
STRATEGI
Manfaat ACFTA Terhadap
Indonesia
Free trade area atau perdagangan
bebas adalah kondisi tidak adanya hambatan yang diterapkan pemerintah dalam
perdagangan antar individual-individual dan perusahaan – perusahaan yang berada
di Negara yang berbeda. Perdagangan intenasional sering dibatasi oleh berbagai
pajak Negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor dan impor.
Dampak positif dari perdagangan bebas yang ditimbulkan
diantaranya adalah era globalisasi ini membuka kesempatan kerja sama yang luas
antar Negara dan juga dapat meningkatkan standar hidup melalui teori keuntungan
komparatif dan ekonomi skala besar.
Penerapan
ACFTA di Indonesia dianggap akan memberikan kesempatan untuk meningkatkan
perekonomian, sebab :
1. Indonesia
memiliki pemasukan tambahan dari PPN produk-produk baru yang masuk ke
Indonesia. Tambahan pemasukan itu seiring dengan semakin banyaknya obyek pajak
dalam bentuk dan jumlah produk yang masuk ke Indonesia. Beragamnya produk China
yang masuk ke Indonesia dinilai berpotensi besar mendatangkan pendapatan pajak
bagi pemerintah.
2. Persaingan
usaha yang muncul akibat ACFTA diharapkan dapat memicu persaingan harga yang
kompetitif sehingga pada akhirnya akan menguntungkan konsumen (penduduk /
pedagang Indonesia).
Sektor Industri Tidak Siap dengan
ACFTA
Mulai
1 Januari 2010 Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada
negara anggota ASEAN dan China. Dimana seluruh anggota sudah harus mengurangi
tarif masuk barang sebesar 0-5% untuk 100% komoditas yang ada pada normal
track sebelum 1 Januari 2010. Dengan adanya pengurangan tarif tersebut
perdagangan barang menjadi semakin mudah. dengan berkurangnya hambatan
perdagangan antar negara menyebabkan serbuan barang impor dari China di pasar
domestik yang menyebabkan produk dalam negeri semakin tertekan. Sebelum adanya
ACFTA Indonesia sudah dibanjiri produk impor dari China misalnya elektronik,
furniture, serta mainan anak – anak mudah didapat di toko-toko di Indonesia.
Dengan penurunan bea masuk yang hingga mencapai 0% menyebabkan negara ini
menjadi semakin leluasa memasarkan produknya ke pasar Indonesia dan dengan
harga barang yang jauh lebih murah menyebabkan konsumen lokal memilih
barang-barang dari China. Hal ini tentu saja meresahkan para pelaku bisnis dan
industri besar maupun kecil dalam negeri.
Memperkuat Sektor Industri dalam
menghadapi ACFTA
dalam menghadapi pasar
perdagangan bebas Indonesia masih belum siap dan belum optimal dalam menghadapi
Free Trade Area karena masih banyaknya kekurangan yang dimiliki Indonesia, dan
masih belum banyak yang harus dibenahi dari sistem perdagangan Indonesia.
Dengan adanya Free Trade, dari segi persiapan Indonesia masih jauh ketinggalan
terutama dari aspek perencanaan strategi dan kebijakan. Dari Pemerintah sendiri
belum siap karena pemerintah baru mensosialisasikan tentang Free Trade (apa itu
Free Trade) kepada masyarakat Indonesia. Pemerintah belum membuat strategi
industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi dan strategi bagaimana
menghadapai dan menangani Free Trade. Pemerintah belum ada strategi yang
konkret dan penetapan sektor yang menjadi prioritas. Dalam hal ini
restrukturisasi ketahanan dalam industri harus benar-benar dijalankan, dimana
bahan baku untuk industry sudah menggunakan produk dalam negeri. Perdagangan
bebas artinya juga harus berusaha dikandang sendiri, kalau kalah bersaing
dikandang sendiri berarti kita tidak maksimal, maka pangsa luar negeri tetap
terbuka lebar.
Indonesia harus segera berbenah
diri dalam menghadapinya. Beberapa hal yang dapat dibenahi oleh pemerintah
Indonesia antara lain adalah Memperkuat ketahan pangan, Memperkuat ketahanan
energy, Current account, Peningkatan SDM, Pemerataan pembangunan, Mengurangi
kemiskinan, Meningkatkan UMKM, Integrasi usaha besar, serta agar memiliki nilai
tambah menghadapi free trade adalah dengan menambah dan meningkatkan kualitas
investasi masuk, dan mensubtitusi impor.pembelajaran yang diarahkan untuk
mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, dan bukan
diberitahu, pembelajaran yang diarahkan untuk mampu merumuskan masalah, bukan
hanya menjawab masalah, pembelajaran yang diarahkan untuk melatih berfikir
analitis dan bukan berfikir mekanistis, serta pembelajaran yang menekankan
pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
No comments:
Post a Comment